Kamis, 16 Mei 2013

Intelligensi dan Bakat

Intelligensi dan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes Inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
Bakat adalah suatu kemampuan alamiah yang dimiliki oleh seseorang yang memungkinkan ia melakukan sesuatu dengan baik. Bakat berbeda dengan kemampuan dan dengan kapasitas. Juga berbeda pula dengan prestasi. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila kondisi latihan dikemukakan secara optimal.
Bakat dan kemampuan dapat menentukan prestasi seseorang, namun orang yang berbakat tidak selalu mempunyai prestasi yang tinggi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bakat yaitu faktor dari dalam diri orang tersebut seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletannya untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul. Dan faktor dari lingkungan kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, dan sebagainya. Terkadang orang tidak menyadari akan bakat yang dimilikinya,untuk itu diperlukan bantuan orang lain dalam menemukam bakat yang dimilikinya. Dalam mengenali bakat seseorang kita harus mengetahui ciri-ciri dari bakat itu sendiri yaitu seseorang melakukan suatu hal dengan perasaan senang atau bahagia dan perasaaan itu akan muncul lagi apabila melakukan hal yang sama, dapat memahami suatu hal dengan cepat dan sering dilakukan dari hal-hal lain biasanya dilakukan oleh inisiatif sendiri, hal yang dilakukan cenderung mengarah pada pencapaian sebuah prestasi. Selain dengan mengenali bakat dengan ciri-ciri kita juga dapat mengenali bakat dengan menerapakan pendekatan yang dikembangkan dalam psikologi kognitif yakni pencatatan dan model pengenalan diri.
Intelegensi adalah kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis,cermat dan teliti serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif dan efisien.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Intelegensi lebih mengacu pada kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Intelegensi dan bakat merupakan satu kesatuan dalam mencapai suatu prestasi atau kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar