Intelligensi dan Bakat
Intelligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang
umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes Inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat
yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau
aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada
bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang
pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari
Scholastic aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record
Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest
Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational
Interest Survey.
Bakat
adalah suatu kemampuan alamiah yang dimiliki oleh seseorang yang memungkinkan
ia melakukan sesuatu dengan baik. Bakat berbeda dengan kemampuan dan dengan
kapasitas. Juga berbeda pula dengan prestasi. Kemampuan adalah daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan
menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang sedangkan bakat
memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa
yang akan datang. Kapasitas diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan
sepenuhnya di masa mendatang apabila kondisi latihan dikemukakan secara
optimal.
Bakat
dan kemampuan dapat menentukan prestasi seseorang, namun orang yang berbakat
tidak selalu mempunyai prestasi yang tinggi. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi bakat yaitu faktor dari dalam diri orang tersebut seperti minatnya
terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletannya untuk
mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul. Dan faktor dari
lingkungan kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, dukungan dan
dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, dan
sebagainya. Terkadang orang tidak menyadari akan bakat yang dimilikinya,untuk
itu diperlukan bantuan orang lain dalam menemukam bakat yang dimilikinya. Dalam
mengenali bakat seseorang kita harus mengetahui ciri-ciri dari bakat itu
sendiri yaitu seseorang melakukan suatu hal dengan perasaan senang atau bahagia
dan perasaaan itu akan muncul lagi apabila melakukan hal yang sama, dapat
memahami suatu hal dengan cepat dan sering dilakukan dari hal-hal lain biasanya
dilakukan oleh inisiatif sendiri, hal yang dilakukan cenderung mengarah pada
pencapaian sebuah prestasi. Selain dengan mengenali bakat dengan ciri-ciri kita
juga dapat mengenali bakat dengan menerapakan pendekatan yang dikembangkan
dalam psikologi kognitif yakni pencatatan dan model pengenalan diri.
Intelegensi
adalah kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara kritis,cermat dan
teliti serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif dan efisien.Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
Faktor bawaan atau keturunan
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian
membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50.
Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi,
sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka
berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya
0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar
yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi,
walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor
lingkungan
Walaupun
ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan
sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya
tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi
yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif
emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Intelegensi
lebih mengacu pada kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu
suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat
atau Aptitude. Intelegensi dan bakat merupakan satu kesatuan dalam mencapai
suatu prestasi atau kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar