Jumat, 12 April 2013

Pengertian Anak Pra Sekolah Beserta Teori nya


Pengertian Pendidikan Anak Pra Sekolah Beserta Teori nya

Oleh             : Muhammad Ikhwan Nasution
Nim              : 121301021
Fakultas      : Psikologi Universitas Sumatera Utara


    Pengertian pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya dalam mempersiapkan anak usia prasekolah untuk melanjutkan kepada tingkat pendidikan selanjutnya, sehingga dirasakan sangat penting dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini tidak hanya terjadi di negara-negara maju saja, namun di negara yang sedang berkembang. Berbagai macam Pendidikan Anak Usia Dini ditemukan dalam kehidupan kita, baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah, maupun oleh pihak swasta, baik yang langsung menjangkau peserta didik atau melalui pemberian pengetahuan kepada para ibu atau sekaligus yang menjangkau anak dan ibu. Hal tersebut membuktikan betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.
Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (2000) Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang berfungsi membantu pertumbuhan jasmani dan rohani peserta didik yang dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan keluarganya. 
Selanjutnya menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003, Tentang Pendidikan Anak Usia Dini adalah Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan anak untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 
Hal-hal yang terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini, dengan mengacu pada Pasal 28 UUSPN No. 20 Tahun 2003, yaitu:
  1. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. 
  2. Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan/atau informal. 
  3. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. TK diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi anak sesuai dengan tahap perkembangannya., sedangkan RA diselenggarakan untuk pengembangan potensi anak dengan lebih banyak menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. 
  4. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. 
  5. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan keluarga. 
Pendidikan Anak Usia Dini dalam pedoman sosialisasi PAUD (2002) adalah Pendidikan yang ditujukan bagi Anak usia dini (0 – 6 tahun) yang diselenggarakan pada jalur pendidikan nonformal dalam bentuk penitipan anak, kelompok bermain dan satuan pendidikan yang sejenis guna mempersiapkan anak agar dapat tumbuh dan berkembanag secara optimal serta kelak siap memasuki pendidikan dasar.
kedudukan usia prasekolah bagi perkembangan anak selanjutnya. Sejak lama banyak ahli yang memandang usia prasekolah atau balita sebagai fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu. Dalam memandang usia balita sebagai masa terbentuknya kepribadian dasar individu. Kepribadian orang dewasa, menurutnya ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber- sumber kesenangan awal dengan tuntutan realita pada masa anak. Santrock dan Yussen juga menganggap bahwa usia prasekolah sebagai masa yang penuh dengan kejadian-kejadian penting dan unik (a highly eventful an uniqe period of life) yang meletakan dasar bagi kehidupan seseorang di masa dewasa. Begitu pula Fernie (1998) meyakini bahwa pengalaman-pengalaman belajar awal tidak akan pernah bisa diganti oleh pengalaman-pengalaman berikutnya, kecuali dimodifikasi. Mendukung pandangan para ahli tersebut, temuan Sperry, Hubbel dan Wiesel (Solehudin, 1997) menjelaskan bahwa perkembangan potensi untuk masing-masing aspek memiliki keterbatasan waktu yang sebagian besar diantaranya  terjadi pada masa usia dini. Batas kesempatan untuk perkembangan matematika adalah sampai empat tahun, untuk bahasa sampai sepuluh tahun, dan untuk musik antar 3 – 10 tahun.
Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa konstruksi jaringan otak ternyata hanya akan hidup bila diprogram melalui berbagai rangsangan. Tanpa dirangsang atau digunakan, otak manusia tidak akan berkembang karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak itu tetap tertutup sehingga tidak menerima program-program baru.
           Menurut teori Erik Erikson (dalam Patmonodewo, 2003) yang membicarakan perkembangan kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psikososial tahapan nol sampai satu tahun, berada pada tahapan orang sensorik dengan krisis emosi antara trust versus mistrust,  tahapan tiga sampai enam tahun anak berada dalam tahapan dengan krisis autonomy versus shame and doubt (dua sampai tiga  tahun), initiative versus guilt (empat sampai lima tahun) dan tahap usia  enam sampai sebelas tahun mengalami krisis industry versus inferiority. 
Menurut teori Piaget (dalam Patmonodewo, 2003) yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan dari tahapan sensorimotor (nol sampai dua tahun), pra operasional (dua sampai tujuh tahun), operasional konkret (tujuh sampai dua belas tahun), dan operasional formal (dua belas sampai lima belas tahun), maka perkembangan kognitif anak masa pra sekolah berada pada tahap pra operasional.
Disimpulkan bahwa anak pra sekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program pra sekolah dan kindergarten. Umumnya di Indonesia anak pra sekolah mengikuti program Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan program Taman Kanak-Kanak (TK).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar